Di suatu sesi i-cant-sleep-so-i-just-randomly-browse-the-entire-internet-until-4am-because-why-not

gue ketemu tabel di bawah, itu data untuk Canada sih gue gak dapet data untuk Indonesia. Karena nampaknya hal di atas bukan suatu masalah yang berarti di negeri ini dan kalaupun dapet gue percaya kesenjangan antara 2 grafik itu akan lebih uwuwuwuw lagi tapi point dari data di atas tetap semenarik itu sampai-sampai sesi begadang berubah jadi sesi persetan-dengan-matahari.

Kebetulan juga, start up yang sedang gue bikin bisa dibilang kumpulan mahluk yang sedang mencoba menjalani, mencoba memahami dan di tertawakan oleh mahluk yang namanya passion ini, dengan masalah-masalah yang dibawa nya termasuk fenomena pergi-datang nya orang-orang yang pada awal nya “hey that’s a great idea, may i join?” lalu pada akhirnya berubah “Nah, i’m just kidding, if i look closely your idea doesn’t smell like money, so later dickhead!”

Also the fact 99% great minded people who i meet in college, end up in some fancy office at big city because this world clearly needs more of it, right? in the end who doesn’t love money? All of the things above makes me wonder, why this gap is sooo huuugeeee :

There is must be something behind that huge gap and why?

So welcome human to collection of bad writing skill, sticky man, notorious grammar, reality, super unscientific, totally bias and unnessercery long article about passion

Untuk menambah ke catatan nya, gue pecah ke beberapa part (mungkin 3, mungkin 4,10?), kenapa dibikin part-part? karena menurut gue passion tidak sebercanda itu sehingga bisa digambarkan oleh foto-foto pemandangan dan kata-kata mutiara di atasnya atau di system kan dengan bullet-point-how-to atau line-today-style-article

If that wall looks like bullshit to you, this article made for just for you. Let’s begin, shall we..

Itu adalah potongan lirik dari salah satu musisi favorit gue, Mitski yang bisa lo denger disini dan bukan, artikel ini bukan tentang bagaimana-cara-menjadi-violin-handal-sepanjang-masa.

Bagi gue lirik di atas adalah cerita seekor passion dan kalau di denger lagunya bisa gue tarik kesimpulan, lagu ini bukan lagu beraroma senang-senang, meriah, pembakar semangat dan kata-kata positif lainnya, pokoknya bukan beraroma lagu Meraih Bintang nya mbak Via Vallen.

Karena memang, pada intinya.

Mengejar passion dan menyeimbangkan nya terhadap semua aspek kehidupan adalah perjalanan panjang penuh perjuangan yang berdarah-darah dan apa pun itu yang ingin kita capai, bikin start-up, jadi seniman, penulis puisi, pelukis, penyair, jadi gitaris-di-rock-band terhebat-sepanjang-masa, you name it. Semua dimulai dari rasio ini :

Si Sejuta Faktor

“dramatis men, ga sampai sejuta”

Okeh, mungkin berlebihan jika 1.000.000, tapi terasa dan terkesan seperti sejuta.

dan sejuta ini tidak datang tiba-tiba dari entah berantah ada sesuatu yang bekerja untuk melahirkan ke-sejuta-an ini dan sesuatu itu akan gue gambarkan dengan robot gemay di bawah :

I called this thing : Robot Sejuta Faktor, and this sucker surely can make our life little more fuck up, i give you some example of this robot can can do when this website still in the deep-thought-while-showering-for-unhealthy-amount-of-time :

Yang kalau dibaca ulang faktor-faktor di atas, sebenarnya tingkah robot ini ada pola nya..

Bacot nya Robot Sejuta Faktor punya dua kategori

Seperti semua hal lainnya dalam kehidupan yang mega-cute-mesh-tapi-tolol-dan-sering-gak-masuk-akal-sehat, robot ini juga punya 2 kategori faktor :

  • Internal = yang berhubungan dengan diri gue sendiri
    Ex = gue ga sejago itu
  • External = yang berhubungan dengan lingkungan luar
    Ex = bapak gue bukan siapa-siapa

Gak terlalu penting sih sebenarnya internal external, konsep sederhana yang kalau lo lulus SMA nya gak pake sogok menyogok harusnya mudah di pahami dan dua-dua nya kompak kok membuat gue buang-buang air dan buang-buang waktu di kamar mandi, yang lebih penting adalah..

Sebenarnya masuk akal sih

Nama nya manusia apapun keinginan yang kita punya, sesepele mau mengikuti passion atau seribet mau nya foto prewed di luar negri akan selalu diganggu dengan berbagai alasan yang dinyanyikan oleh Robot Sejuta Faktor

Kenapa? Karena itu lah salah satu fungsi Robot Sejuta Faktor, mencari alasan. Bukan alasan “maaf saya telat meeting nya , tadi ada truk sampah ke balik nabrak tukang bubur, eh dia naik haji” tapi alasan yang jujur, masuk akal dan tidak bertele-tele, seperti:

  • Kan ga punya modal

Memang kebanyakan dari kita bukan anak koruptor, normal untuk gak ada modal atau kurang, atau belum cukup, atau gak ada sama sekali, atau ada tapi kalau di pake buat modalin si passion ini bisa batal nih nikah, 27 nih target apa kata keluarga nanti, bisa berakhir semesta kalau di tanya “jadi kamu kapan?”

  • gak punya pengalaman

“Kalau di pikir-pikir sih emang gue kurang banget pengalaman, skill gue baru cetek banget, apa yang bisa gue jual kalau gue cuman segini kempuannya, ini sih masih cupu banget kayaknya ga bisa deh, yang ada nanti gue di bully di dua dunia apalagi yang di dunia maya yang bully debes. Yaudah deh ku serahkan hidup dan mati ku hanya pada Job Fair semata.

Masuk akal? Gue bilang juga apa.

Pada fase : masih-masuk-akal-sih, kondisi robot sejuta faktor masih jinak , tidak banyak ngerusuh, dan bisa dilihat dia menikmati eksistensi nya di semesta ini.

Sebenarnya gak masuk akal sih

Sebenarnya makin ke bawah bawah bawah makin kenapa-banget faktornya, karena otak kita bukan lagi mencari faktor itu, tapi mencari-cari. Kepercayaan kita fokus kepada hal negatif, dan sayang sekali kepercayaan kita ini berpengaruh besar terhadap si Robot Sejuta Faktor.

Hal ini membuat si robot sejuta faktor terasa semakin “kenapa-deh” seakan-akan ada yang gak beres, seperti harus di install ulang Operating System nya karena alasan-alasan yang dikeluarkan udah gak sehat lagi, alasan-alasan yang separah itu sehingga bisa disebut Virus.

Buat kita-kita yang laptop dan PC nya gak ada lambang buah, tau kan seekor virus itu bisa sekurang ajar apa, dari memusnahkan data skripsi sampai memusnahkan masa depan.

Kalau kurang ajar nya virus Robot Sejuta Faktor, membuat nya terasa tidak-se-emay-dulu-lagi :

Virus Robot Sejuta Faktor

sebelum lo balik lagi ke 9gag dan Instagram karena merasa 5 menit adalah waktu yang cukup untuk mual-mual kecil gara-gara liat gambar robot strata anak SD di kelas kertakes, coba kita liat-liat bentuk virus yang penuh warna merah ini :

Virus 1 : cinta segala hal yang gak make sense.

  • lo ga seindah itu bentuknya?

“Tapi gue kan ga oke, nanti kalau gue harus ada di depan kamera untuk konten-konten video muka gue sebelas dua belas sama asbak, siapa yang mau nonton? Ah ini sih pasti gagal”

Masuk akal? Ya ndak.

Apa coba hubungan rasional antara muka dan seseorang yang pengen bikin konten video? Ada sih kalau dia mau buat FTV, kalau konteks orang itu mau buat konten video dia sendiri yang ga ada sangkut pautnya sama FTV? Ya ndak lah.

Apa faktor ini jadi faktor absolut yang menjadikan dia ga bisa bikin konten video itu?

Ya ndak lah.

Apa indah atau tidak indah nya bentuk dia berdampak gak bisa pakai kamera?

Ya ndak lah.

Apa kah muka berpengaruh kepada jodohmu?

Ya ndak lah, dompet iya.

Dan lo pernah liat tukul ga sih? Exactly.

Virus 2 : Mental Banci

Coba gue ambil satu kerjaan Robot Sejuta Faktor yang paling rasional deh, faktor yang kalau gue ngobrol-ngobrol tentang “jadi lo kapan resign bro? Katanya dulu mau jadi komikus?” selalu muncul di nomor urut 1 dan mas ini pernah ngadain survey, hasilnya pun sama. :

  • kan ga punya modal

“(di ambil dari atas)….tapi kalau di pake buat modalin si passion ini gue ya makan indomie aja selama 4 tahun kedepan, terus target nikah di umur 27 gimana, terus…………tapi kalau gue ubah strategi gue yang pengen jadi gitaris di rock band terhebat sepanjang masa (GDRBTSM)

Katakan di mulai dari bikin usaha strap gitar dari bahan kulit dulu yang sebenarnya modalnya gak gede, gue kayak bisa cari tempat produksi dengan nanya-nanya temen gue yang tinggal di bandung, gue bisa tetep ada di satu cakupan sama hal-hal yang berbau gitar dari situ gue juga bisa dapet kenalan-kenalan gitaris juga.

kan kecil kemungkinan kustomer straps gue seorang pembalap profesional, pasti gak jauh-jauh dari musik juga, dan gue bisa belajar belajar dari mereka, bisa tambah skill, bisa bikin project band baru mungkin”

Okey, gue setuju contoh kaskus -GDRBTSM- tidak praktikal dan terlalu mengada-ada, bisa di ganti mungkin kalau si -GDRBTSM-kerja di toko musik dulu atau jadi satpam studio recording atau mungkin gue terlalu banyak kopi :( tapi gue percaya kalian secerdas itu untuk menangkap poin nya. gue akan coba jelaskan dan kembangkan lagi ini si GDRBTSMdi part-part selanjutnya. Lanjut… dengan bermodalkan berpikir lebih keras, mau percaya bahwa kita sebenarnya bisa dan gak jadi banci sebelum bertindak kita bisa kasih solusi untuk 3 faktor sekaligus. Emejing kan gais.

  • Lo kan ga punya modal.
  • Lo ga punya koneksi.
  • Lo ga sejago itu.

Siapa yang sangka ternyata berpikir lebih keras bisa juga menyelesaikan masalah? Gue kira duit lah semua solusi di muka bumi ini.

Virus 3 : kita akan mati kelaparan

kalau pada faktanya, lo bisa baca artikel ini, kemungkinan besar lo punya 3 hal ini :

  • smartphone, laptop , ipad, you name it
  • koneksi internet
  • waktu kosong

Kalau lo punya ketiga hal diatas secara logika, kecil kemungkinan lo terancam mati kelaparan, kita gak lagi di gubuk kawasan kumuh kota jakarta yang kalau hujan dikit rumah nya berubah jadi seaworld versi realita.

kita bukan orang yang tinggal di tepi rel kereta api yang gak tau mau makan apa besok dan cuman nunggu waktu akan di usir sama pemerintah sendiri, kita bukan lagi di kawasan konflik yang kalau malam ada hujan misil dan kemungkinan besar nyasar ke jidat kita

dengan indahnya tapi merasa dan bertingkah seperti mereka-mereka yang nasib nya sesulit itu, mungkin gini kalau digambarkan ke gradien-gradien emesh :

But in reallity…

Bahkan mungkin secukup itu untuk bisa baca artikel ini di MacBook Pro puluhan juta, itu Lho yang ada Emoji Bar nya buat kirim love-love uwuwuw ke-gebetan yang juga dijadikan “facebook-machine”, lengkap dengan Frappuccino di dalam ruang ber AC plus smartwatch terbaru di pergelangan tangan buat nerima notification IG Stories selebgram tercinta.

Jadi denger baik-baik ya pak Elon Musk, gue lebih takut sama status sosial dan gaya hidup yang terganggu daripada mati kelaparan. Deal with it.

The Secret Virus

Jeng jeng jeng! kita manusia makhluk sosial jadi faktor lingkungan sosial, sadar atau tanpa di sadari punya dampak besar ke proses pengambilan keputusan kita sehari-hari. Problem nya, kebanyakan dari mereka tidak secerdas yang kita harapkan. Pernah liat Trending section di Youtube Indonesia? Atau Hoax di sosial media yang punya ratusan ribu likes? Atau nyaris setengah dari kita sudah musnah critical thinking nya? Atau debat politik di TV? Atau lihat seberapa peduli nya sosial kita akan berapa uang yang dihabiskan artis ibu kota untuk pernikahannya?

Bahkan lingkaran sosial terkecil mu yang bernama keluarga sering jadi tembok paling tinggi buat kita bisa masuk ke zona passion, bisa di bilang salah satu benchmark untuk ngetes passion lo kuat atau nggak, bisa dengan cara seberapa kuat keinginan lo untuk kabur dari rumah sesegera mungkin.

To make the matters worse this thing works under our consciousness so I call it “The Secret Virus” because everybody fine with it, so this fucking virus seems like normal things to do because it never gets questioned critically for generation after generation.

Kalau lo gak mau iPhone X yang baru di beliin papih, karena papih sayang kamu itu pakai iOS 3. Kenapa kita mau robot gemas itu hidup dengan OS dari tahun 1800 sekian?

Mungkin si virus lingkungan sosial ini juga yang membuat kita berpikir, bahwa untuk memulai mengejar passion harus punya shit tons loads of money, harus punya S1 dulu, eh nggak, harus punya S2 dulu deh, harus nikah dulu, nanti dia kerebut orang gimana, orang tuanya juga udah maksa buat anaknya di nikahan, harus didukung sama orang tua kita, harus punya koneksi artis, harus ada pengalaman minimal 1 tahun dulu deh kerja sama orang lain, eh nggak, 4 tahun eh keenakan, eh ga jadi deh disini aja udah enak, bisa cicil mobil men, mupung promo bunga kecil nih.

kalau di pikir sekali lagi, kata-kata “HARUS” hanya membuat kita terkunci gak sih gerak-geriknya? hal-hal lucu seperti sistem pendidikan, asas kekeluargaan dkk semestinya mempermudah kita untuk mencapai tujuan kita, kenapa malah bikin mentok?

Impian yang dikerubungi oleh suara berisik orang-orang sekitar  yang sebenarnya gak peduli juga dengan apa yang kita mau, kita suka & inginkan. Mereka hanya peduli dengan diri mereka sendiri, sedangkan kita terlalu peduli dengan mereka.

Realitanya

Semua bermuara kepada satu tujuan.

Ratusan kata yang barusan kalian baca berkolaborasi seindah Christopher Nolan dan segala plot-twist nya buat 1 tujuan dan 1 tujuan saja. Untuk membuat kita tidak usah repot-repot memulai menjalani passion, jangan kan menjalani mungkin kita buat mikirin tentang memulai aja udah se-horror ditanya “jadi tahun depan nyusul kakak mu kawin kan ya?” dan mungkin juga sekarang kalian ada yang kepikiran..

“Why not just kill the fucking robot? but wait!” There is more! You cannot kill him, because the robot have the element that our animal brain doesn’t have and we need it badly. The element of rationality.

kalau dia mati, berarti rasional kita mati juga dan bagi ku rasional yang mati itu sama aja bunuh diri…kecuali kalau lo emang berniat mati cepat website ini punya beberapa alternatif keren.

Sayang sekali pada kenyataan nya kita si monyet canggih pecinta memes ini yang diberi tanggung jawab dengan Operating System si Robot Sejuta Faktor. Ingat seberapa emesh nya Robot Sejuta Faktor dulu? Dan apa yang kita lakukan? Malah memberi virus-virus di atas secara sukarela lalu duduk manis menunggu robot emesh ini menjadi robot penuh virus yang merusak hidup kita sendiri.

Solusi nya?

The Anti Virus.

Kalau belum mau mati, segera coret opsi untuk memusnahkan robot dari otak kita. yang bisa kita lakukan adalah stop, stop kasih dia virus dengan segala ketakutan itu. mas ini nampaknya berpendapat sama :

Kalau memang Operating System Robot Sejuta Faktor, sangat berpengaruh terhadap keyakinan kita. Yang harusnya kita lakukan ke robot sejuta faktor adalah kasih dia abti virus berupa keyakinan bahwa sebenarnya kita bisa, mayoritas dari apa yang kita takutkan itu gak make sense dan kita sudah selama itu secara turun temurun tanpa sadar kasih virus ke robot sejuta faktor berupa ketakutan ini.

Mungkin sekarang lo berfikir :

Ah ini semua kan sotoy kalian doang, faktor-faktor gue nyata kok, dan lo ga tau hidup gue, problem gue gede, gue bukan takut, tapi be real aja deh men, gue harus bisa booking gedung tahun depan, gue harus ini, harus itu, mana bisa gue bisa mikirin masalah passion-passion ga jelas”

Jangan kaget, kalian memang sedang main ke website pecinta ke-sotoy-an sudah ku beri peringatan di awal artikel ini toh ditambah gue gak punya data yang cukup untuk meng-back-up kesotoyan ini sekarang tapi gue tetap coba mengobati rasa kecewa kalian atas kebodohan gue yang hakiki ini, dengan mencoba ringkas tulisan ini lalu gue buang part sotoy nya dan hal itu ku beri nama : -Sotoy Eliminator-

Kalau dibilang tulisan warna merah lahir karena gue kebanyakan ngopi, dan menyebabkan kadar ke- sok-tahuan tanpa data ini meningkat parah, separah rendah nya minat baca bangsa ini. gue hapus deh bagian sotoy nya

Puas?

Masih belum puas juga? Oke gue delete juga deh. Kita sekarang bicara fakta , dan hanya fakta :

Dibandingkan dengan sotoy, fakta terkadang memang jauh lebih sexy, simple dan menyakitkan. Karena pada fakta nya, kalau kita gak memulai, ya gimana mau tercapai passion nya? Dan kalau gak memulai sama sekali, ya siap-siap jadi manusia yang hidup secara autopilot, berkegiatan tapi tak terasa, beruang tapi tak selalu tidak cukup mungkin ini maksud Barasuara dalam lagu Bahas Bahasa :

Jika masih ragu dan quotes di atas bagi otak kalian hanya “Cuman lirik anak band” Coba resapi argument dari bapak di bawah:

Hidup dan impian gue selama ini di bilang “very limited life”, bangke juga nih orang untung dia kaya coba kalau miskin, siapa coba yang akan denger. huh.

Sebenarnya om Jobs cuman mau bilang jangan takut sama mereka, mereka juga sama bego nya sama kita, yuk bikin sesuatu yang berguna.

The quotes above conceptually are The Anti Virus for our broken robot and he need it more than anything, its have been long overdue.

Oke sudah 2800 kata artikel ini, bagi mereka yang membaca semuanya peregangan leher dulu gih dari pada tulang belakang memutuskan untuk menyerah, gue akan tutup dengan lagu mbak mitski lagi

we have to do something about the fucking “somehow”
And we already have some ideas about that
and better start now than never you lazy scum.

Saat kita memulai, jangan berharap semua akan:
Indah-penuh-warna-dengan-cahaya-mentari-dengan-pelangi-sebagai-pemanis, Ini baru Part 1 gais, ibarat orang pacaran yang baru jadian seminggu, masih uwuwuw. Padahal faktanya, setelah kita mulai semua pelangi-stuff itu ada di belakang kita (dan Robot Sejuta Faktor pastinyah :3) Bersiaplah untuk dadah-dadah haru kepada pelangimu dan melangkah ke tempat yang gue beri nama,

-Passion Land-

Tempat yang lengkap dengan segala ke-passion-an, tidak ada yang lebih passion dari passion land karena passion!!!! Tempat dimana kita berdarah-darah, tempat yang tetap ada Robot Sejuta Faktor, tempat yang mungkin mendekatkan kita dengan “somehow” part, tempat dimana gue sendiri belum tau apa yang akan gue tulis di situ, semua masih di angan dengan batas waktu yang tidak jelas dan tenang akan sama atau lebih parah cacat nya dengan artikel ini. Sampai waktu itu tiba gue permisi cari uang dulu sambil puter lagu mitski itu.